Aqiqah dalam tradisi Islam merupakan proses penyembelihan hewan untuk merayakan kelahiran anak dengan memberi makanan kepada orang miskin. Namun, dalam konteks aqiqah diri sendiri, konsep ini melampaui ritual fisik semata. Ini mencakup proses pengenalan diri secara mendalam, penilaian terhadap nilai-nilai, keyakinan, dan tujuan hidup seseorang.
Setelah dewasa, seseorang mulai memahami bahwa kehidupan bukan sekadar tentang mencapai tujuan-tujuan yang jelas, tetapi juga tentang menjalani perjalanan yang mengubah dan membentuk dirinya sendiri. Aqiqah diri sendiri mengajak seseorang untuk melihat kembali pengalaman masa lalu, memahami pengaruh orang-orang di sekitarnya, dan mengeksplorasi nilai-nilai yang mendasari keputusan dan tindakan mereka.
Kapan Aqiqah Sebaiknya Dilakukan?
Aqiqah adalah syariat dalam Islam yang melibatkan penyembelihan hewan sebagai ungkapan syukur atas kelahiran seorang anak. Tradisi ini biasanya dilakukan oleh orang tua segera setelah bayi lahir, namun pertanyaannya adalah apakah aqiqah juga dapat dilakukan oleh anak ketika sudah dewasa dan mampu secara finansial.
Pendapat ulama tentang hal ini beragam. Beberapa ulama berpendapat bahwa aqiqah adalah tanggung jawab orang tua dan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah kelahiran. Namun, ada pandangan lain yang memperbolehkan aqiqah dilakukan oleh si anak ketika sudah dewasa dan mampu secara finansial, mengacu pada hadis yang memperbolehkan seseorang melakukan aqiqah untuk diri sendiri bahkan setelah dewasa.
Pentingnya niat ikhlas dan kepatuhan terhadap ajaran Islam dalam pelaksanaan aqiqah, baik dilakukan oleh orang tua saat bayi lahir atau oleh si anak ketika sudah dewasa. Aqiqah merupakan ritual sunnah yang tidak wajib, sehingga terdapat fleksibilitas dalam pelaksanaannya. Selain sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT, aqiqah juga memiliki aspek sosial penting di mana daging hewan yang disembelih dapat dibagikan kepada yang membutuhkan, menunjukkan kepedulian terhadap sesama.
Pengertian Aqiqah
Sebelum membahas hukum aqiqah setelah dewasa, penting untuk memahami konsep dan pelaksanaan aqiqah. Aqiqah adalah syariat Islam di mana orang tua menyembelih hewan atas nama anak yang baru lahir, serta mencukur rambut bayi dan berbagi daging hewan kepada keluarga dan yang membutuhkan.
Menurut Islamic Aid, lebih disarankan melakukan aqiqah dalam waktu dekat setelah kelahiran, antara 7, 14, atau 21 hari. Hewan yang digunakan bervariasi sesuai jenis kelamin anak. Hukum aqiqah tergolong sebagai sunnah muakkad, sangat dianjurkan dilaksanakan orang tua.
Melalui aqiqah, orang tua mengungkapkan rasa syukur dengan mengorbankan hewan kepada Allah SWT, serta memberikan dagingnya kepada keluarga dan orang lain. Disarankan mengundang tetangga kurang mampu agar merasakan keberkahan dari acara tersebut.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang aqiqah, nilai-nilai spiritual dan sosialnya dapat dihargai. Hukum aqiqah setelah dewasa adalah topik menarik karena variasi pendapat di kalangan ulama.
Batas Umur Aqiqah
Aqiqah adalah ekspresi rasa syukur orang tua kepada Allah SWT atas kelahiran anak. Selain itu, aqiqah juga dianggap sebagai cara melindungi anak dari godaan setan dan penyakit. Ulama menekankan bahwa aqiqah membantu mendekatkan anak pada Allah sejak dini. Ritual ini juga mengingatkan orang tua akan hak-hak anak dalam Islam.
Beberapa ulama menyatakan bahwa aqiqah bisa dilakukan bahkan setelah anak dewasa untuk dirinya sendiri. Namun, masih terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hal ini. Seperti kurban, aqiqah memiliki ketentuan khusus dalam pemilihan hewan yang sesuai. Domba aqiqah minimal berusia 6 bulan dan kambing 12 bulan, serta harus dalam kondisi sehat dan tidak cacat.
Saat menyembelih hewan aqiqah, penting untuk mengucapkan niat dan doa atas nama bayi dan orang tua. Niat ini penting untuk ibadah aqiqah diterima oleh Allah SWT, menjadikannya ritual dengan makna dan nilai dalam agama Islam.
Hukum Aqiqah setelah Dewasa
Hukum aqiqah setelah seseorang dewasa masih dapat dilakukan, asalkan orang tua memiliki kemampuan untuk melakukan penyembelihan kambing atau domba sesuai syarat-syarat yang sudah ditetapkan.
Menurut Nahdlatul Ulama, pelaksanaan aqiqah berakhir ketika anak mencapai usia baligh atau dewasa, setelah itu anak bebas memilih untuk melaksanakan aqiqah untuk dirinya sendiri atau tidak sama sekali. Jika keadaan ekonomi menghalangi orang tua untuk melaksanakan aqiqah saat anak kecil, kemudian keadaan membaik, sebaiknya aqiqah dilakukan.
Ketika anak dewasa dan memiliki ekonomi memadai, ia bisa membeli kambing atau domba untuk aqiqah dan memberikannya kepada orang tuanya. Jika ada kesepakatan, pelaksanaan aqiqah dianggap sah. Meskipun terjadi penundaan, tujuan orang tua untuk aqiqah tetap dapat tercapai. Penjelasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai aqiqah setelah seseorang dewasa dalam konteks Islam.
Hikmah Melaksanakan Aqiqah
Menurut syariat, aqiqah adalah kegaiatan menyembelih kambing atau domba sebagai ungkapan syukur kepada Allah SWT atas kelahiran seorang anak. Beberapa manfaat dari pelaksanaan aqiqah antara lain sebagai berikut:
1. Upaya Menghidupkan Sunnah Rasul
Pelaksanaan aqiqah adalah upaya untuk mempertahankan sunnah Rasulullah saw. Hal ini karena Rasulullah telah menyarankan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Salman bin Amir Ad-Dhabi. Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa Rasulullah memerintahkan umatnya untuk menyembelih hewan kurban seiring dengan kelahiran seorang bayi.
2. Menjauhkan Anak dari Setan yang Terkutuk
Hikmah melakukan akikah berikutnya adalah untuk menjauhkan bayi yang baru lahir dari gangguan makhluk jahat. Tindakan ini juga diharapkan dapat memberi perlindungan pada bayi untuk masa depannya. Dengan pelaksanaan akikah ini, diharapkan anak tersebut senantiasa dalam lindungan Allah hingga dewasa.
3. Bentuk Rasa Syukur kepada Allah
Melakukan akikah adalah ekspresi syukur kepada Allah atas anugerah menjadi orang tua dari bayi yang baru lahir. Akikah juga menjadi cara untuk menunjukkan kebahagiaan dengan bertambahnya umat Islam di dunia ini.
4. Mempererat Persaudaraan di Masyarakat.
Acara akikah juga dapat mempererat hubungan antar sesama dalam masyarakat. Pasalnya, dalam acara tersebut akan mengundang banyak orang, baik itu tetangga, kerabat, maupun sahabat.
Kesimpulan
Aqiqah untuk diri sendiri setelah dewasa memiliki makna lebih dari ritual fisik semata. Ini melibatkan proses pengenalan diri, penilaian nilai-nilai, keyakinan, dan tujuan hidup seseorang. Ritual aqiqah dalam Islam melibatkan penyembelihan hewan sebagai ungkapan syukur atas kelahiran anak yang biasanya dilakukan oleh orang tua segera setelah bayi lahir.
Namun, ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai apakah aqiqah bisa dilakukan oleh anak dewasa. Ritual aqiqah tidak wajib tetapi sangat dianjurkan, dengan fleksibilitas pelaksanaan dan pentingnya niat ikhlas dan kepatuhan terhadap ajaran Islam. Aqiqah juga memiliki aspek sosial penting dengan daging hewan yang disumbangkan kepada yang membutuhkan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.
Hal ini membantu mendekatkan anak pada Allah sejak dini dan mengingatkan orang tua akan hak-hak anak dalam Islam. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai batas umur pelaksanaan aqiqah, hukumnya tetap bisa dilakukan oleh anak dewasa dengan niat yang tulus dan syarat-syarat yang telah ditetapkan seperti usia hewan yang disembelih. Melalui pemahaman yang mendalam tentang aqiqah, nilai-nilai spiritual dan sosialnya dapat dihargai, serta mempererat persaudaraan di masyarakat. Apakah kamu ingin melaksanakan aqiqah untukmu sendiri? Yuk, pesan paket aqiqah sesuai yang kamu mau, di sini. Banyak promo, lho.