Aqiqah merupakan suatu tradisi penting dalam Islam yang melibatkan penyembelihan hewan sebagai ungkapan syukur atas kelahiran anak. Artikel ini akan mengupas secara mendalam mengenai ketentuan melaksanakan aqiqah, syarat-syarat khusus untuk anak laki-laki, hukum aqiqah dalam Islam, serta berbagai aspek lainnya yang perlu kamu pahami oleh orang tua yang akan menjalankan ibadah aqiqah.
Hukum Aqiqah dalam Islam
Hukum aqiqah dalam Islam merupakan suatu amalan yang dianjurkan dan diberi tuntunan oleh Rasulullah SAW. Aqiqah adalah penyembelihan hewan ternak sebagai ungkapan syukur atas kelahiran seorang anak. Tindakan ini umumnya terlaksana pada hari ke-7 setelah kelahiran anak, namun dapat kamu lakukan hingga hari ke-14. Aqiqah memiliki landasan hukum dalam hadis-hadis Rasulullah, diantaranya hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah RA bahwa Nabi Muhammad SAW melaksanakan aqiqah untuk cucunya, al-Hasan dan al-Husain.
Pelaksanaan aqiqah kamu mulai dengan pemilihan hewan yang layak untuk disembelih. Hewan yang kamu aqiqahkan dapat berupa kambing atau domba, tergantung pada kemampuan ekonomi keluarga. Daging hasil qurban kemudian kamu bagikan kepada fakir miskin, tetangga, dan juga keluarga. Aqiqah juga merupakan kesempatan bagi orang tua untuk bersyukur atas karunia yang Allah SWT berikan berupa kelahiran anak. Dengan melakukan aqiqah, orang tua dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT dan juga mengajarkan nilai-nilai kebaikan serta berbagi kepada sesama.
Keutamaan aqiqah melibatkan berbagai aspek, seperti mendekatkan hubungan antara orang tua dengan Allah SWT, memberikan manfaat sosial kepada masyarakat, dan juga menyempurnakan ibadah selama tujuh hari pertama kehidupan anak. Aqiqah juga sebagai bentuk pengorbanan dan juga kesyukuran, serta dapat menjadi sarana untuk membuka pintu rezeki dan mendatangkan berkah bagi keluarga. Oleh karena itu, ketentuan melaksanakan aqiqah merupakan suatu tradisi Islami yang baik untuk kamu laksanakan sebagai umat Islam untuk bentuk ibadah dan juga kebersyukuran atas kelahiran anak.
Syarat Aqiqah Anak Laki-Laki
Aqiqah adalah ibadah dalam Islam yang melibatkan penyembelihan hewan pada saat kelahiran seorang anak. Meskipun tidak ada syarat yang ketat untuk melaksanakan aqiqah, ada beberapa panduan umum yang bisa kamu ikuti. Berikut adalah beberapa syarat yang terlaksana oleh umat Islam saat melaksanakan aqiqah untuk anak laki-laki:
1. Waktu Pelaksanaan
Aqiqah sebaiknya kamu laksanakan pada hari ke-7 setelah kelahiran anak, seperti saran dari Rasulullah SAW. Namun, aqiqah dapat kamu lakukan hingga hari ke-14 setelah kelahiran.
2. Pemilihan Hewan Qurban
Hewan yang kamu gunakan untuk aqiqah haruslah hewan ternak yang sehat dan layak qurban. Hewan tersebut bisa berupa kambing atau domba. Beberapa ulama merekomendasikan bahwa satu kambing atau domba mencukupi untuk aqiqah seorang anak laki-laki.
3. Penyembelihan oleh Orang Tertentu
Sebaiknya penyembelihan aqiqah dilakukan oleh orang yang dewasa dan mukallaf (mukallaf adalah seseorang yang sudah mencapai usia baligh dan berakal). Bisa kamu lakukan sebagai orang tua anak atau orang lain yang ditunjuk, seperti tukang daging yang terpercaya.
4. Pembagian Daging
Daging hasil aqiqah sebaiknya kamu bagi menjadi tiga bagian. Satu bagian untuk keluarga yang melaksanakan aqiqah, satu bagian untuk sedekah kepada fakir miskin, dan satu bagian lagi untuk kamu berikan kepada kerabat, tetangga, dan juga teman-teman.
Kambing Aqiqah Harus Jantan?
Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jenis kelamin hewan dalam aqiqah. Mayoritas ulama mengatakan bahwa hewan aqiqah sebaiknya berupa kambing atau domba yang jantan, sesuai dengan tuntunan dari hadis-hadis Rasulullah SAW. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda, “Aqiqah untuk seorang anak laki-laki adalah satu kambing yang berusia satu tahun.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).
Namun, sebagian ulama juga memberikan kelonggaran dengan memperbolehkan penggunaan kambing atau domba betina untuk aqiqah, meskipun pendapat ini menjadi minoritas. Mereka merujuk pada kelonggaran tersebut berdasarkan hadis-hadis yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW kadang-kadang menyembelih kambing atau domba betina dalam aqiqah.
Dalam prakteknya, pemilihan jenis kelamin hewan aqiqah bisa kamu sesuaikan dengan kebijakan dan juga kebutuhan keluarga yang melaksanakan aqiqah. Meskipun demikian, sebaiknya mengikuti tuntunan yang lebih umum, yaitu menggunakan kambing atau domba jantan, mengingat hadis-hadis yang lebih banyak merekomendasikan penggunaan jenis kelamin tersebut dalam pelaksanaan aqiqah. Pilihan ini juga memastikan bahwa aqiqah sesuai dengan tuntunan agama dan juga tradisi dari Rasulullah SAW.
Waktu Aqiqah
Pelaksanaan aqiqah dalam Islam lebih baik kamu lakukan pada hari ke-7 setelah kelahiran anak, sebagaimana dalam beberapa hadis Rasulullah SAW. Meskipun demikian, aqiqah masih dapat kamu lakukan hingga hari ke-14 setelah kelahiran. Terdapat beberapa hadits yang merinci waktu pelaksanaan aqiqah, seperti hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak yang dilahirkan, di jahitlah akikahnya pada hari ketujuh, di cukurlah kepala anak itu, dan diberi nama.” (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Meskipun aqiqah lebih baik terlaksana pada hari ke-7, penting untuk kamu ingat bahwa tidak ada ketentuan yang bersifat baku atau wajib terkait waktu pelaksanaan aqiqah. Beberapa ulama memberikan toleransi hingga hari ke-14 sebagai batas waktu pelaksanaan aqiqah. Dalam situasi tertentu, seperti kendala kesehatan atau keadaan darurat, pelaksanaan aqiqah dapat kamu tunda namun tetap harus kamu laksanakan segera setelah mungkin.
Dengan demikian, keluarga dapat memilih hari yang paling sesuai dengan keadaan dan kondisi untuk melaksanakan aqiqah. Yang terpenting adalah melaksanakan aqiqah dengan penuh keikhlasan dan juga mengikuti tuntunan agama Islam sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang kamu miliki.
Batas Umur Aqiqah Anak
Dalam Islam, tidak ada batasan umur yang ketat atau persyaratan tertentu terkait batas waktu pelaksanaan aqiqah anak. Meskipun sebaiknya untuk melaksanakan aqiqah secepat mungkin setelah kelahiran anak, tidak ada ketentuan khusus mengenai batas umur yang baku.
Sebagian besar ulama menyarankan agar aqiqah terlaksana pada hari ke-7 setelah kelahiran anak, mengikuti tuntunan dari hadis-hadis Rasulullah SAW yang menunjukkan bahwa beliau melaksanakan aqiqah pada hari tersebut. Hadis tersebut juga memberikan kelonggaran hingga hari ke-14.
Namun, dalam prakteknya, aqiqah masih dapat kamu lakukan di kemudian hari, terutama jika ada kendala tertentu atau keadaan yang menghalangi pelaksanaannya pada hari ke-7. Yang terpenting adalah melaksanakan aqiqah secepatnya dan sesuai dengan kemampuan keluarga tersebut. Meskipun lebih baik untuk tidak menunda pelaksanaan aqiqah terlalu lama, tidak ada ketentuan agama yang mengharuskan pelaksanaannya pada usia tertentu setelah kelahiran anak.
Kesimpulan
Dengan mengikuti panduan dan ketentuan yang telah kami uraikan dalam artikel ini, kami harap orang tua dapat melaksanakan aqiqah dengan penuh kekhidmatan dan juga kepatuhan terhadap ajaran Islam. Semoga artikel ini memberikan wawasan yang cukup untuk memandu langkah-langkah praktis dalam menjalankan ibadah aqiqah sesuai dengan syariat.
Raih momen berharga kelahiran buah hati kamu dengan keistimewaan jasa Aqiqah Cilacap! Kami menawarkan layanan aqiqah berkualitas dengan hewan ternak pilihan yang halal dan sehat. Hubungi segera untuk informasi dan pemesanan.